Mblusuk Saluran Irigasi Bandjar Tjahjana

Hanya persiapan sehari sebelumnya, mamahami jalur Saluran Irigasi Bandjar-Tjahjana melalui foto satelit Google Earth dengan garis-garis path fasilitas dari GE (Google Earth) yang sudah saya saya lakukan jauh-jahuh hari sebelumnya. Kebetulan sekali bahwa tampilan Imagery daerah Klampok - Bukateja hingga Banjarnegara merupakan foto terbaru GE tanggal 19 Agustus 2010, jadi lumayan update dan tampak jelas. Dari ketinggian 400 meter diatas permukaan tanah pun masih jelas.
Ini bukan blusukan kali pertama untuk Saluran Irigasi ini tapi untuk wilayah Bukateja dan Kemangkon sudah dilakukan pada 30 Januari 2011 dan (lupa hehehe ntar aku liat lagi dokumentasi fotonya). Kali ini blusukan yang terjauh dan terlengkap yang bisa aku dapatkan.Kali inipun saya di temani anak dan istriku yang selalu siap mblusuk kemanapun tempat (piss ...).

Berangkat dari rumah (Purwokerto) dan sampe di Bukateja 1 jam kemudian. Wilayah yang mudah di capai adalah wilayah Cipawon dimana aliran irigasi ini berada di tepi jalan raya dan terlihat sangat jelas. Di Cipawon aliran Irigasi membelok melintasi jalan raya dan masuk ke perkampungan di Cipawon. Sementara di daerah Karang Cengis aliran menjauh masuk ke tengah sawah dan bertemu lagi dengan jalan raya Karang Gedang - Kebutuh. Setelah melewati persawahan di sebelah timur Karang Gedang Air melewati luncuran yang lumayan panjang di desa Rakit. Dan kamipun berhenti untuk sarapan pagi tepat di tepi luncuran diatas rumput yang rapi dan menghijau.

MBLUSUK
Peta Google Earth Cipawon hingga Rakit

MBLUSUK
Saluran irigasi di Cipawon

MBLUSUK
Tanggul berundak untuk menahan kecepatan air, terlihat tanggul yang jebol

MBLUSUK
Luncuran air masuk daerah rakit

javascript:void(0)
Setelah cukup makan paginya kami meneruskan perjalanan ke arah hulu dari saluran irigasi ini. Desa Adipasir, Kincang, Tanjunganom, dan Siteki. Dijumpai banyak sekali luncuran dan air terjun yang berfungsi untuk menahan kecepatan air, ini juga berguna untuk menjaga dinding dan dasar saluran irigasi agar tidak cepat tergerus air ada puluhan bahkan ratusan buah. Di Tanjunganom dan Siteki yang merupakan daerah perbukitan sekarang terdapat PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) unit bisnis Pembangkit Mrica yang hanya bisa membangkitkan listrik sebesar 1 x 1,2 Megawatt. 
MBLUSUK
Peta Google Earth Rakit hingga Tapen

MBLUSUK
Peta Google Earth daerah Tapen

MBLUSUK
Air terjun di daerah Adipasir, terlihat level yang tinggi

MBLUSUK
Masih di Adipasir, air terjun dibawah jembatan

MBLUSUK
Aliran air di bendung untuk membangkitkan PLTM Siteki

MBLUSUK
Jembatan dengan aliran Irigasi Bandjar-Tjahjana saat masuk Tapen
Dari PLTM Siteki kita kehilangan jalan yang mendekati saluran irigasi ini. Setelah melewati Lengkong dan sebelum asuk Tapen Aliran irigasi melintas dibawah jembatan sehingga, kami harus menelusuri balik ke arah aliran. Aliran air terlihat besar dan tenang namun berwarna coklat kehijauan. Dari perempatan Tapen kami menganbil jalan kekiri (kearah desa Kasilip). Tepat 200 m terdapat jembatan yang dibawahnya melintas aliran irigasi, dan 200 m arah aliran terdapat air terjun buatan yang mungkin sedang di bangun PLTM baru. Dari sana kita menju ke arah Wanadadi, namun baru 700 m kami menjumpai PLTM Tapen dan aliran irigasi sesudah PLTM Tapen ternyata debit airnya hanya selebar 1 meter. Disana bertemu dengan bapak pengembala bebek, dan menceeritakan bahwa aliran Irigasi Bandjar-Tjahjana dulu sangat bagus dan menjadi tempat yang banyak dikunjungi orang seperti tempat wisata. Terutama tempat tempat seperti grojogan (saluran air yang dibuat seperti air terjun), terowongan air, juga syphon yang berfungsi sebagai pompa penyedot air.Dia juga bercerita kalau aliran Irigasi Bandjar-Tjahjana sekarang di alirkan dari sana.
MBLUSUK
Peta Google Earth Tapen hingga Wanadadi

MBLUSUK
Saluran Irigasi tidak lagi digunakan
Selanjutnya, penelusuran akan lebih sulit karena saluran tidak lagi di fungsikan sebagai saluran irigasi tapi kelihatannya sudah berubah fungsi menjadi sawah, kebun atau mungkin kolam. Nggak mau ambil resiko kepanasan di jalan, setelah mendapatkan informasi dari bapak penggembala bebek di bekas aliran irigasi itu, langsung saja kami bergerak ke arah Kandangwangi - Karangkemiri dimana terdapat syphon.

MBLUSUK
Peta Google Earth Wanadadi hingga Linggasari

MBLUSUK
Ujung syphone berada di belakang perahu, anakku asik bermain perahu

MBLUSUK
Selokan bekas saluran irigasi di tumbuhi enceng gondok

MBLUSUK
Saluran irigasi berubah menjadi kolam ikan
Alangkah kecewanya ketika sampai di lokasi, semua syphon yang ada di blog dah raib, dah tenggelam dan tersisa ujung dari pondasinya saja. Namun galian sedalam 10 - 15 m lebar 10 m masih menganga tergenang air diam dan menguning. Hampir satu jam kita disana sambil main perahu dan makan bakso (beli di perempatan Wanakarsa). Setelah jeprat-jepret dan puas main perahunya, perjalanan di teruskan lewat jembatan gantung "cableburg" (jembatan Paris kata orang situ). Terdapat jembatan serupa juga di daerah Linggasari. Jadi buat yang suka berkelana pake jalur ini untuk tracking.

MBLUSUK
Peta Google Earth Linggasari hingga Rejasa, terlihat saya harus memutar untuk sampai di Rejasa

Gumingsir, Jenggawur dan Rejasa adalah tujuan terahir penelusuran ini. Jalur irigasi berada tepat di sisi lereng sungai Serayu bagian utara. Saluran masih terpagari pohon-pohon besar dan rindang. Sedangkan pada saluran sudah berubah menjadi kolam ikan, sawah, genangan air, kebun salak dan jalan ke depo pasir. Tidak bisa di blusuki dengan motor pastinya, dan cenderung menjadi lahan yang susah untuk di jamah. Sampai di Jenggawur kami sudah lelah dan kepanasan, anakku di jok belakang sudah tertidur jadi final penelusuran justru tidak bisa turun ke medan. Bahkan sampai di Rejasa dimana harusnya saya turun ke bendungan dan syphon di sungai Merawu pun ternyata tersesat ke jalur depo pasir sungai Merawu yang hanya dapat di lalui truk besar pengangkut pasir. Fuih .. berat sekali medannya, dan akhirnya mengalah dan rehat sejenak di masjid Agung Banjarnegara, sebelum melanjutkan mblusuk ke Stasiun Bandjarnegara dan mencari duuriann .. ..
Terimakasih Kayla (anakku) dan Istriku dah menemaniku mblusuk.

Artikel ini juga di tampilkan di
www.banjoemas.com