Perjalanan pencarian beberapa marga di kota Banyumas dan Sokaraja untuk sebuah proyek silsilah membawaku ke sebuah rumah keturunan keluarga Kho di sekitar pertigaan Klenteng. Pemilik rumah dengan ramah menerima saya dan mempersilahkan untuk memasuki lingkungan Rumah utama keluarga Kho yang sudah tidak di tinggali, dan hanya di gunakan untuk tempat sarang burung lawet saja. Seorang penjaga gedung mengantar saya dan mas Wawan ke dalam gedung, meski tidak begitu paham seperti apa fungsi rumah tersebut dahulunya.
Pada bangunan yang saya kunjungi ini terdiri dari 3 bangunan, dua bangunan berarsitektur Indisch dan satu di tengah ber arsitektur Tionghoa. Arsitektur Tionghoa milik keluarga Kho ini sangat khas sebagai arsitektur Campuran antara Arsitektur Cina dan Jawa. Ini di perlihatkan adanya Pendopo di bagian tengah dimana terdapat Soko Guru atau empat pilar utama. Walaupun Dr Pratiwo M Arch, seorang peneliti arsitektur Tionghoa mengatakan bahwa arsitektur Tionghoa di Indonesia bukan merupakan arsitektur asli Tiongkok, karena menurut beliau arsitektur Tionghoa yang berada di Jawa tidak di ketemukan di sana. Namun menurutku tetap adanya unsur-unsur Tionghoa yang khas seperti bentuk atap, dinding, skat pemisah, countyard, ukiran dan beberapa elemen kayu yang tersusun seperti di Kelenteng.
Pada bangunan yang bergaya Indisch berada di samping kanan dan kiri. Pada bangunan sebelah kanan jenis bangunan dan beberapa peralatan yang menunjukan kalau dahulu merupakan dapur dan ruangan untuk pembantu. sedangkan pada bangunan sebelah kiri terdapat ruangan yang besar dan tinggi, kalau saya melihat ini semacam bangunan kantor.
Simulasi tiga dimensi (download) sudah saya siapkan dan bisa dilihat di Google Earth (download) , dengan terlebih dahulu mendowloadnya.
Simulasi tiga dimensi (download) sudah saya siapkan dan bisa dilihat di Google Earth (download) , dengan terlebih dahulu mendowloadnya.

Tampakan gedung secara keseluruhan

Bagian depan bangunan berarsitektur bergaya Indisch

Bagian arsitektur bergaya Tionghoa


Detail Ukiran gaya Tionghoa dan Emboss

Bagian arsitektur bergaya Belanda mengapit rumah bergaya Oriental

Bagian pintu dan jendela bangunan barsitektur Tionghoa

Pintu ruangan di dalam bangunan Tionghoa

Interior bergaya Tionghoa

Beberapa foto yang kemungkinan adalah Kho Lie

Countyard di tengah rumah

Selasar bangunan bergaya Indisch

Selasar dan atap bangunan bergaya Indisch

Selasar dan pilar bangunan belakang

Lantai satu bangunan belakang
Beberapa tulisan di ambil dariwww.antaranews.com
Artikel ini juga bisa di baca di www.banjoemas.comKeluarga Kho sangat terkenal karena merupakan saudagar kaya pada masa kolonial, dan salah satu keluarganya merupakan Letnan Tionghoa bernama yaitu Letnan Tionghoa Kho Han Tiong atau ketua etnis Tionghoa di Sokaraja pada masa itu. Keturunan keluarga Kho yang terkenal adalah Kho Sin Kie dimana dia merupakan atlet tenis muda pertama dari Sokaraja yang mendunia. Hho Sin Kie merupakan lulusan THHT (Sekolah Tionghoa di Sokaraja)
Terimakasih kepada keluarga Kho, keluarga Go, ibu Leny, penjaga Gedung, mas Wawan dan Koh Senu (keluarga Bhe). Terimakasih juga buat Pak Alfian dari purwokertoantik.com
Beberapa tulisan di ambil dariwww.antaranews.com
2 comments:
permisi kak, kalau mau meneliti PLTA Ketenger itu pakai surat ijin dari sekolahan ngga sih?
Kontol lah cina malengkong! Makan ajh taik org batak toba yg di Taput sama kalian! Bujang inam!!!!
Post a Comment